Seni bela diri yang kita dalami disebut "Iaido", bukan "Iaijutsu. "Do" dalam bahasa Inggris berarti "the Way" - Jalan -, dan karenanya ada hal-hal yang menyebabkan Iaido dan Iaijutsu berbeda.
Nilai terpenting dalam "Budo" adalah "Jin" (kemanusiaan, kasih, dan kebaikan), termasuk memikirkan sesama dan rukun antara satu dengan yang lainnya. Jika sekelompok Iaidoka (pelaku Iaido) tidak rukun antara satu dengan yang lainnya, kelompok tersebut akan melemah; sebaliknya, semakin rukun anggota suatu kelompok Iaidoka, maka akan semakin kuat kelompok tersebut.
Salah satu aspek "Budo" yang harus diingat adalah sikap hormat terhadap orang lain. Saat berlatih Iaido, "senpai" (senior) akan selalu menjadi "senpai", walaupun mungkin suatu saat tingkatan (rank) kita lebih tinggi dari "senpai" tersebut, misal karena "senpai" tersebut sakit atau cedera, dia tidak dapat meneruskan latihannya untuk sementara sehingga terhalang untuk mengikuti ujian kenaikan tingkat.
Sikap hormat terhadap kedudukan orang lain adalah yang terpenting. Artinya, kita tidak hanya harus menghormati guru (sensei) kita, tapi juga seluruh anggota dojo - membiarkan adanya perseteruan (sengketa) antara anggota dojo akan menyebabkan lemahnya kesatuan dojo tersebut, yang akhirnya menyebabkan semakin sedikit orang yang mau berlatih Iaido. Rukun dengan sesama adalah salah satu cara untuk memastikan semakin banyak orang yang berlatih Iaido, sehingga Iaido akan tetap ada sampai generasi yang akan datang.
Dengan cara itu, kita dapat membalas jasa guru (Sensei) kita, dan jasa orang-orang di masa lalu yang telah mendedikasikan diri mereka demi Iaido.
* Tulisan ini adalah terjemahan/saduran bebas dari artikel dalam bahasa Inggris yang dapat dibaca di: SINI.